1 Juni 2014

Kepada wanita di pintu gerbang

     Semalam, aku mengirim lagi pesan elektronik padamu. Kamu tak membalas, sekatapun tidak. Ku tahu kau telah membacanya,
surat itu dengan pembuka salam. Kutambah dengan pemanis kabar.
Tak juga kau balas.
     Sekarang, aku benar tak tahu harus lakukan apa. Untuk bicarapun aku tak berdaya. Parahnya, mereka
mengira aku telah jatuh cinta. Dengamu tentu (pikir mereka). Namun fakta beda. Kamu berkata saja jarang. Aku melihatmu, namun jauh rasa. Semenjak sapaku tak kau balas buat aku layu. Apa aku harus berikrar lagi tentang hati?
Ah, ini sungguh pelik.
     Kamu tau kini aku sudah beristri satu, mungkin juga kamu tau aku beranak satu. Sebab itu aku persilahkan kamu akses tentang aku lewat dunia maya itu, agar tak jadi salah pemahaman tentang hati yq bersayap ini.
     Kamu mungkin juga tau aku ini senang bertualang menembus hutan. Tapi bukan berarti aku ingin bertualang atas nama hati yg bersayap ini....
     Aku selalu merasa bahwa Hidup ini adalah setitik kecil dalam garis panjang cerita. Anggap lah kita sedang membuat cerita dimana aku bisa melihat hidup dari sudut pandang yg berbeda. Setidaknya dari sudut pandang kamu.
    
     Cukup berat ini kualami,
sampai hati tak lagi bisa kompromi. Sudahlah!
Gadis Penjaga itu....
sudah membuatku terjaga dari mimpi...